SELAMAT DATANG DI WEBSITE OBYEK WISATA CURUG SIBEDIL PEMALANGSEMOGA BISA BERMANFAAT
Cooltext580608363 1

Sunday, April 3, 2011

mengetahui lebih dekat kabupaten pemalang

Kabupaten Pemalang Koordinat : - Motto Indah, Komunikatif, Hijau,
Lancar,
Aman, Sehat (IKHLAS) Provinsi Jawa Tengah Ibu kota Pemalang Luas 996,09 km² Penduduk · Jumlah
1.320.000 (2003) · Kepadatan
1.325 jiwa/km² Pembagian administratif · Kecamatan 14 · Desa/kelurahan 222 Dasar hukum UU No. 13/1950 Tanggal - Bupati H.M. Machroes, SH Kode area telepon 0284 DAU Rp. 330.900.000.000 Situs web resmi: http:// www.pemalangkab.go.id/ Kabupaten Pemalang, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Pemalang. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Pekalongan di timur, Kabupaten Purbalingga di selatan, serta Kabupaten Tegal di barat. Sejarah Pra Mataram Keberadaan Pemalang dapat
dibuktikan berdasarkan berbagai
temuan arkeologis pada masa
prasejarah. Temuan itu berupa
punden berundak dan pemandian di
sebelah Barat Daya Kecamatan Moga. Patung Ganesha yang unik, lingga, kuburan dan batu nisan di desa
Keropak. Selain itu bukti arkeologis
yang menunjukkan adanya unsur-
unsur kebudayaan Islam juga dapat
dihubungkan seperti adanya kuburan
Syeikh Maulana Maghribi di Kawedanan Comal. Kemudian adanya
kuburan Rohidin, Sayyid Ngali paman
dari Sunan Ampel yang juga memiliki
misi untuk mengislamkan penduduk
setempat. Eksistensi Pemalang pada abad XVI
dapat dihubungkan dengan catatan Rijkloff van Goens dan data di dalam buku W. Fruin Mees yang menyatakan
bahwa pada tahun 1575 Pemalang merupakan salah satu dari 14 daerah
merdeka di Pulau Jawa, yang dipimpin
oleh seorang pangeran atau raja.
Dalam perkembangan kemudian, Panembahan Senopati dan Panembahan Seda Krapyak dari Mataram menaklukkan daerah-daerah tersebut, termasuk di dalamnya
Pemalang. Sejak saat itu Pemalang
menjadi daerah vasal Mataram yang
diperintah oleh Pangeran atau Raja
Vasal. Pemalang dan Kendal pada masa sebelum abad XVII merupakan
daerah yang lebih penting
dibandingkan dengan Tegal, Pekalongan dan Semarang. Karena itu jalan raya yang menghubungkan
daerah pantai utara dengan daerah
pedalaman Jawa Tengah (Mataram)
yang melintasi Pemalang dan Wiradesa dianggap sebagai jalan paling tua yang menghubungkan dua
kawasan tersebut. Populasi penduduk sebagai
pemukiman di pedesaan yang telah
teratur muncul pada periode abad
awal Masehi hingga abad XIV dan XV,
dan kemudian berkembang pesat
pada abad XVI, yaitu pada masa meningkatnya perkembangan Islam
di Jawa di bawah Kerajaan Demak, Cirebon dan kemudian Mataram. Pada masa itu Pemalang telah berhasil
membentuk pemerintahan tradisional
pada sekitar tahun 1575. Tokoh yang
asal mulanya dari Pajang bernama Pangeran Benawa. Pangeran ini asal mulanya adalah Raja Jipang yang
menggantikan ayahnya yang telah
mangkat yaitu Sultan Adiwijaya. Kedudukan raja ini didahului dengan
suatu perseturuan sengit antara
dirinya dan Aria Pangiri. Sayang sekali Pangeran Benawa hanya dapat memerintah selama satu
tahun. Pangeran Benawa meninggal dunia dan berdasarkan kepercayaan
penduduk setempat menyatakan
bahwa Pangeran Benawa meninggal di Pemalang, dan dimakamkan di Desa
Penggarit (sekarang Taman Makam
Pahlawan Penggarit). Kadipaten bawahan Mataram Pemalang menjadi kesatuan wilayah
administratif yang mantap sejak R.
Mangoneng, Pangonen atau
Mangunoneng menjadi penguasa
wilayah Pemalang yang berpusat di
sekitar Dukuh Oneng, Desa Bojongbata pada sekitar tahun 1622.
Pada masa ini Pemalang merupakan
apanage dari Pangeran Purbaya dari Mataram. Menurut beberapa sumber R Mangoneng merupakan tokoh
pimpinan daerah yang ikut
mendukung kebijakan Sultan Agung. Seorang tokoh yang sangat anti VOC. Dengan demikian Mangoneng dapat
dipandang sebagai seorang
pemimpin, prajurit, pejuang dan
pahlawan bangsa dalam melawan
penjajahan Belanda pada abad XVII
yaitu perjuangan melawan Belanda di bawah panji-panji Sultan Agung dari
Mataram. Pada sekitar tahun 1652, Sunan Amangkurat II mengangkat Ingabehi Subajaya menjadi Bupati Pemalang
setelah Amangkurat II memantapkan
tahta pemerintahan di Mataram setelah
pemberontakan Trunajaya dapat dipadamkan dengan bantuan VOC
pada tahun 1678. Masa Perang Diponegoro Menurut catatan Belanda pada tahun 1820 Pemalang kemudian diperintah
oleh Bupati yang bernama Mas
Tumenggung Suralaya. Pada masa ini
Pemalang telah berhubungan erat
dengan tokoh Kanjeng Swargi atau
Kanjeng Pontang. Seorang Bupati yang terlibat dalam perang Diponegoro. Kanjeng Swargi ini juga dikenal sebagai Gusti Sepuh, dan
ketika perang berlangsung dia
berhasil melarikan diri dari kejaran
Belanda ke daerah Sigeseng atau
Kendaldoyong. Makam dari Gusti
Sepuh ini dapat diidentifikasikan sebagai makam kanjeng Swargi atau
Reksodiningrat. Dalam masa-masa
pemerintahan antara tahun
1823-1825 yaitu pada masa Bupati
Reksadiningrat. Catatan Belanda
menyebutkan bahwa yang gigih membantu pihak Belanda dalam
perang Diponegoro di wilayah Pantai
Utara Jawa hanyalah Bupati-bupati Tegal, Kendal dan Batang tanpa menyebut Bupati Pemalang. Sementara itu pada bagian lain dari
Buku P.J.F. Louw yang berjudul De
Java Oorlog van 1825 -1830
dilaporkan bahwa Residen Van den
Poet mengorganisasi beberapa
barisan yang baik dari Tegal, Pemalang dan Brebes untuk mempertahankan diri dari pasukan
Diponegoro pada bulan September
1825 sampai akhir Januari 1826.
Keterlibatan Pemalang dalam
membantu Belanda ini dapat dikaitkan
dengan adanya keterangan Belanda yang menyatakan Adipati
Reksodiningrat hanya dicatat secara
resmi sebagai Bupati Pemalang sampai
tahun 1825. Dan besar kemungkinan
peristiwa pengerahan orang
Pemalang itu terjadi setelah Adipati Reksodiningrat bergabung dengan
pasukan Diponegoro yang berakibat
Belanda menghentikan Bupati
Reksodiningrat. Pada tahun 1832 Bupati Pemalang
yang Mbahurekso adalah Raden
Tumenggung Sumo Negoro. Pada
waktu itu kemakmuran melimpah
ruah akibat berhasilnya pertanian di
daerah Pemalang. Seperti diketahui Pemalang merupakan penghasil padi,
kopi, tembakau dan kacang. Dalam
laporan yang terbit pada awal abad XX
disebutkan bahwa Pemalang
merupakan afdeling dan Kabupaten
dari karisidenan Pekalongan. Afdeling Pemalang dibagi dua yaitu Pemalang
dan Randudongkal. Dan Kabupaten Pemalang terbagi dalam 5 distrik. Jadi
dengan demikian Pemalang
merupakan nama kabupaten, distrik
dan Onder Distrik dari Karisidenan
Pekalongan, Propinsi Jawa Tengah. Pusat Kabupaten Pemalang yang
pertama terdapat di Desa Oneng.
Walaupun tidak ada sisa peninggalan
dari Kabupaten ini namun masih
ditemukan petunjuk lain. Petunjuk itu
berupa sebuah dukuh yang bernama Oneng yang masih bisa ditemukan
sekarang ini di Desa Bojongbata.
Sedangkan Pusat Kabupaten
Pemalang yang kedua dipastikan
berada di Ketandan. Sisa-sisa
bangunannya masih bisa dilihat sampai sekarang yaitu disekitar Klinik
Ketandan (Dinas Kesehatan). Pusat
Kabupaten yang ketiga adalah
kabupaten yang sekarang ini
(Kabupaten Pemalang dekat Alun- alun Kota Pemalang). Kabupaten yang sekarang ini juga merupakan sisa dari
bangunan yang didirikan oleh
Kolonial Belanda. Yang selanjutnya
mengalami beberapa kali rehab dan
renovasi bangunan hingga kebentuk
bangunan joglo sebagai ciri khas bangunan di Jawa Tengah. Masa kolonial Belanda dan
seterusnya Dengan demikian Kabupaten
Pemalang telah mantap sebagai suatu
kesatuan administratif pasca
pemerintahan Kolonial Belanda.
Secara biokratif Pemerintahan
Kabupaten Pemalang juga terus dibenahi. Dari bentuk birokratif
kolonial yang berbau feodalistik
menuju birokrasi yang lebih sesuai
dengan perkembangan di masa
sekarang. Hari jadi dan sesanti Sebagai suatu penghomatan atas
sejarah terbentuknya Kabupten
Pemalang maka pemerintah daerah
telah bersepakat untuk memberi
atribut berupa Hari Jadi Pemalang. Hal
ini selalu untuk memperingati sejarah lahirnya Kabupaten Pemalang juga
untuk memberikan nilai-nilai yang
bernuansa patriotisme dan nilai-nilai
heroisme sebagai cermin dari rakyat
Kabupaten Pemalang. Salah satu alternatif penetapan hari
jadi Kabupaten Pemalang ialah pada
saat diumumkannya pernyataan Pangeran Diponegoro untuk mengadakan perang terhadap
Pemerintahan Kolonial Belanda, yaitu
tanggal 20 Juli 1823. Namun, berdasarkan diskusi para pakar yang
dibentuk oleh Tim Kabupaten
Pemalang, hari jadi Pemalang adalah
tanggal 24 Januari 1575, atau bertepatan dengan Hari Kamis Kliwon
tanggal 1 Syawal 1496 Je 982 Hijriah.
Keputusan tersebut selanjutnya
ditetapkan dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Dati II Kabupaten
Pemalang Nomor 9 Tahun 1996 tentang Hari Jadi Kabupaten
Pemalang. Tahun 1575 diwujudkan
dengan bentuk Surya Sengkala
Lunguding Sabda Wangsiting Gusti
yang mempunyai arti harfiah :
kearifan, ucapan/sabdo, ajaran, pesan-pesan, Tuhan, dengan
mempunyai nilai 5751. Sedangkan
tahun 1496 Je diwujudkan dengan
Candra Sengkala Tawakal Ambuko
Wahananing Manunggal yang
mempunyai arti harfiah berserah diri, membuka, sarana/wadah/alat untuk,
persatuan/menjadi satu dengan
mempunyai nilai 6941. Adapun Sesanti Kabupaten Pemalang
adalah Pancasila Kaloka Panduning
Nagari, dengan arti harfiah lima dasar,
termashur/terkenal, pedoman/
bimbingan, negara/daerah dengan
mempunyai nilai 5751 Geografi Bagian utara Kabupaten Pemalang
merupakan dataran rendah, sedang
bagian selatan berupa pegunungan,
dengan puncaknya Gunung Slamet (di perbatasan dengan Kabupaten Tegal
dan Kabupaten Purbalingga), gunung
tertinggi di Jawa Tengah. Sungai
terbesar adalah Kali Comal, yang
bermuara di Laut Jawa (Ujung Pemalang). Ibukota kabupaten ini berada di
ujung barat laut wilayah kabupaten,
berbatasan langsung dengan
Kabupaten Tegal. Pemalang berada di
jalurpantura Jakarta-Semarang- Surabaya. Selain itu terdapat jalan provinsi yang menghubungkan
Pemalang dengan Purbalingga. Salah satu obyek wisata terkenal di
Pemalang adalah Pantai Widuri. Kabupaten Pemalang merupakan
salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di pantai utara Pulau Jawa. Secara astronomis
Kabupaten Pemalang terletak antara
109°17'30" - 109°40'30" BT dan
6°52'30" - 7°20'11" LS. Dari Semarang (Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah), Kabupaten ini berjarak kira-
kira 135 Km ke arah barat, atau jika
ditempuh dengan kendaraan darat
memakan waktu lebih kurang 3 - 4
jam. Kabupaten Pemalang memiliki
luas wilayah sebesar 111.530 km², dengan batas-batas wilayah : sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa. sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Purbalingga sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan. sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tegal. Dengan demikian Kabupaten
Pemalang memiliki posisi yang
strategis, baik dari sisi perdagangan
maupun pemerintahan. Kabupaten Pemalang memiliki
topografi bervariasi. Bagian Utara
Kabupaten Pemalang merupakan
daerah pantai dengan ketinggian
berkisar antara 1 - 5 meter di atas
permukaan laut. Bagian tengah merupakan dataran rendah yang
subur dengan ketinggian 6 - 15 m di
atas permukaan laut dan bagian
Selatan merupakan dataran tinggi dan
pengunungan yang subur serta
berhawa sejuk dengan ketinggian 16 - 925 m di atas permukaan laut.
Wilayah Kabupaten Pemalang ini
dilintasi dua buah sungai besar yaitu
Sungai Waluh dan Sungai Comal yang
menjadikan sebagian besar
wilayahnya merupakan daerah aliran sungai yang subur. Pembagian administratif Kabupaten Pemalang terdiri atas 14 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dankelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Pemalang. Di samping Pemalang, kota-kota
kecamatan lainnya yang cukup
signifikan adalah Comal, Petarukan,
Ulujami, Randudongkal dan Moga. Kecamatan di Kabupaten Pemalang
yaitu: 1. Bodeh 2.